Selasa, 13 Oktober 2015

Untuk Ibu

IBU..
AKU TAKKAN PERNAH BISA MEMBALAS KASIH SAYANGMU..
TANPA MU AKU TIDAK AKAN MELIHAT DUNIA INI,
TANPA MU AKU BUKANLAH APA- APA..

NAMUN, APA BALASAN KU ATAS SEMUA JERIH PAYAHMU SELAMA INI??
AKU HANYA BISA MEMBUATMU SEDIH DAN KECEWA
DENGAN SEMUA PERKATAAN DAN PERBUATANKU SELAMA INI..

KETIKA ENGKAU MEMARAHI KU, AKU SEDIH DAN MENANGIS,
MENGAPA IBU SEPERTI ITU TERHADAP KU?
NAMUN, SEKARANG AKU TAHU APA YANG ENGKAU LAKUKAN
ADALAH SEMATA-MATA UNTUK KEBAIKAN KEDUA ANAKMU KELAK..

IBU..
SEBAGAI PERMINTAAN MAAFKU..
INGIN RASANYA AKU MEMELUKMU ERAT ,
DAN MENCIUM KEDUA KAKIMU,
NAMUN, ADA PERASAAN MALU YANG MEMBUAT KU SULIT UNTUK MELAKUKAN ITU..

YA, MALU...
MALU. KARENA TERLALU SERING MEMBUATMU KECEWA DAN SEDIH..
MALU KENAPA AKU TIDAK PERNAH MELAKUKAN HAL ITU TERHADAPMU..


IBU..
AKU BANGGA BISA DILAHIRKAN DARI RAHIM SEORANG WANITA SEPERTI MU,
AKU BANGGA MEMILIKI IBU SEPERTI MU,
AKU BANGGA BISA DIDIDIK OLEH MU,
DAN AKU AKAN MEMBUAT MU BANGGA TELAH MELAHIRKAN KU,,

IBU..
SEANDAINYA MAUT  MENJEMPUTMU,
AKU RELA MEMBERIKAN NYAWA INI UNTUKMU..
AKU SAYANG IBU..
LOVE YOU BU...






Pengertian Statistik

Pengertian Statistik dan Statistika
Pengertian statistik dalam arti sempit adalah segala sesuatu data yang berwujud angka dan gambar. Sedangkan statistik dalam arti luas adalah cara maupun aturan – aturan yang berkatian dengan mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menafsirkan (interprestasi), menyajikan, dan menarik kesimpulan dari data yang berbentuk angka, dengan menggunakan asumsi – asumsi tertentu.
Sedangkan statisitka adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara – cara pengumpulan bahan – bahan atau keterangan, pengolahan serta penganalisisannya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang beralasan berdasarkan penganlisisan yang dilakukan.
 Statistik dapat memberikan :
-          Teknik mengklasifikasi data.
-          Gambaran kecenderungan tengah.
-          Ukuran yang mensifatkan populasi/menyatakan variasinya, dan sebagainya.

Bagian – Bagian Statistik
Statistik terbagi manjadi 2 (dua) bagian :
-          Statistik Deskriptif      : Mempelajari cara menyusun dan menyajikan data (dalam bentuk tabel/grafik). Pengukuran data biasanya meliputi: (1) ukuran kecenderungan tengah, dan (2) ukuran variabilitas (penyebaran).
-          Statistik Inferensial     : Mempelajari cara menarik kesimpulan mengenai populasi berdasarkan data dari sampel, melalui uji hipotesis.

   
Statistik Inferansial dibedakan menjadi:
-          Statistik Parametrik
Statistik yang dapat menggambarkan parameter suatu objek (sifat-sifat sampel dapat dikuantisasi), misalnya: kita dapat menentukan rata-rata (mean) dari suatu sampel atau standar deviasi suatu sampel.
Statistik parametrik, mensyaratkan populasi berdistribusi normal dan varian homogen. Sehingga, pada uji statistik parametrik perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
-          Statistik Non Parametrik
Statistik yang tidak dapat mengkuantisasi sifat-sifat sampel.
Statistik ini digunakan untuk sampel-sampel kecil (varian besar) dengan tipe data nominal dan ordinal.
Pada statistik non parametrik, tidak disyaratkan distribusi normal dan homogen.

 

Macam-macam Prosedur Statistik

1.      Statistik Parametrik, antara lain:
-          Independent sample-t-test
-          Paired sample-t-test
-          Analisis varians (ANAVA)
-          Analisi kovarians (ANAKOVA)
-          Korelasi Product Moment
2.      Statistik Non Parametrik, antara lain:
-          Uji Mann-Whitney
-          Uji Wilcoxon
-          Uji Kruskal-Wallis
      -    Korelasi Spearman


Sumber : Dosen Statistik Bisnis 1, Bapak Miko Priambada, SPd

Pengertian Data

Pengertian Data
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Suatu data dapat dikatakan baik bila data tersebut bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu, dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh.

Kegunaan Data
Data berguna untuk :
  1. Mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
  2. Membuat keputusan atau memecahkan persoalan. Oleh karena persoalan yang timbul ada penyebabnya, maka pemecahan persoalan maksudnya untuk menghilangkan atau mengurangi faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut.
  3. Penyusunan perencanaan dalam rangka memecahkan persoalan.
  4. Alat kontrol dalam pelaksanaan suatu perencanaan. Perencanaan memerlukan data masa lampau, sekarang dan yang akan datang berupa ramalan. Karena ramalan mengandung unsur ketidakpastian maka ada kemungkinan pelaksanaan suatu perencanaan tidak sesuai. Kontrol bertujuan untuk mengetahui kalau ada kesalahan dalam pelaksanaan suatu perencanaan untuk segera diatasi (dikoreksi) dipecahkan persoalannya.
  5. Dasar evaluasi.

Pembagian Data

1.         Berdasarkan sifatnya :

-          Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar.
-          Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka – angka atau bilangan – bilangan.

Data kuantitatif  dikelompokkan menjadi dua :

-          Data diskrit     : adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur). Data diskrit tidak dapat dilaporkan sebagai bagian-bagian. Contohnya adalah jenis kelamin individu, jumlah karyawan suatu perusahaan, dan sebagainya.
-          Data kontinu : adalah data pengukuran yang dapat mempunyai sejumlah nilai dalam range (interval) tertentu. Nilai dapat dilaporkan sebagai bagian-bagian. Contohnya adalah waktu tempuh dalam perlombaan renang atau lari, jarak tempuh dalam suatu perlombaan, dan sebagainya.

2.         Sumber Data

Menurut sumber data, yang selanjutnya dibagi dua. Untuk membicarakan sumber data kita harus berpijak kepada suatu organisasi tertentu (perusahaan tertentu, departemen tertentu atau negara tertentu).
-          Data internal, yaitu data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi yang melakukan riset/penelitian.
-          Data eksternal, yaitu data yang diperoleh dari luar suatu badan/lembaga/perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung yang khusus mengumpulkan data yang dimaksud.
Data eksternal terbagi atas dua macam, yakni data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung atau didapat dari sumber pertama. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer.
3.        Waktu Pengumpulan
-          Data Cross section adalah data yang dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu saja yang bisa menggambarkan keadaan/kegiatan pada waktu tersebut.
-          Data Time series atau data deret waktu merupakan data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu secara kronologis atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke waktu. Data time series disebtu juga historical data, apabila digambarkan grafiknya akan menunjukkan suatu fluktuasi. Berdasarkan data time series bisa dibuat TREND yaitu suatu garis yang menunjukkan arah perkembangan secara umum.
4.        Menurut Proses Pengolahan
  1. Data tidak berkelompok, adalah data yang belum diapa – apakan (belum dikelompokkan). Terdiri dari data mentah (raw data) adalah data yang sama sekali belum diolah; dan Array adalah data yang belum dikelompokkan akan tetapi sudah disusun berdasarkan urutan – urutan besar kecilnya.
  2. Data berkelompok, adalah data yang disusun atau dikelompokkan sebagai distribusi frekuensi.

SKALA DATA

Data dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori yang bergantung pada banyak-nya informasi yang diberikan. Empat kategori skala tersebut adalah:
1.      Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang ditetapkan berdasarkan penggolongan/ pengelompokkan tertentu, dan nama-nama diberikan pada variabel sebagai sebuah kategori di mana setiap kategori saling melengkapi, contoh: laki-laki dan perempuan.. Skala ini merupakan skala paling sederhana, karena pada beberapa skala nominal hanya memiliki dua kategori saja, misalkan: jenis kelamin, tetapi yang lainnya dapat memiliki lebih dari dua kategori, misalnya: status perkawinan, pekerjaan, warna mata, atau ras.
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang disusun atas jenjang atribut tertentu, misal: ranking kelas, urutan finish.  Skala ordinal hanya menginformasikan urutan, tetapi tidak menunjukkan besar perbedaan dari urutan satu ke urutan yang berikutnya. Contoh: Skala penilaian dengan rentangan lima dari sangat sering sampai sangat jarang apabila seseorang ditanya tentang sering dan tidaknya suatu aktivitas dilakukan.
3.      Skala Interval
Skala interval adalah skala yang menginformasikan urutan variabel dengan menggunakan satuan-satuan pengukuran yang sama. Jaraknya sama untuk setiap bagian skala, sehingga memungkinkan untuk mengetahui perbedaan antara urutan pertama dengan urutan kedua. Skala interval tidak memiliki titik nol yang benar. Contoh: temperatur, 90oC adalah 10 oC lebih panas daripada 80 oC.
4.      Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang memiliki semua karakteristik dari skala interval dan memiliki titik nol yang benar. Yang merupakan skala rasio adalah:  tinggi, berat, waktu, dan jarak. Contoh: 9 menit adalah 3 kali lebih lama daripada 3 menit; 20 kg adalah 4 kali lebih berat daripada 5 kg.

Sumber : Dosen Statistik Bisnis 1, Bapak Miko Priambada, Spd


Senin, 12 Oktober 2015

Tugas Studi Kelayakan Bisnis - Kedai Nasgor Roso

MENGKAJI 10 ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS
DALAM MERENCANAKAN BISNIS
MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pembimbing Daryono Setiadi, Drs., MM.

Oleh :
Yuana Puji Amallia
612010111075
Semester VIII B










PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “Mengkaji 10 Aspek Studi Kelayakan Bisnis Dalam Merencanakan bisnis
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman – teman.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Indramayu,     Juni 2015



Penyusun



DAFTAR ISI
            Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................         i
DAFTAR ISI ..............................................................................................         ii
RENCANA USAHA..................................................................................         1   
BAB I      PENDAHULUAN ..................................................................... ....... 2
1.1     Latar Belakang ..................................................................         2
1.2     Peluang Usaha ...................................................................         3
1.3     Permasalahan Yang Timbul ...............................................         3
BAB II    PEMBAHASAN ........................................................................         5
                 2.1   Aspek Pasar .......................................................................         5
                 2.2   Aspek Pemasaran ..............................................................         6
                 2.3   Aspek Teknik dan Teknologi ............................................         7
                 2.4   Aspek Manajemen .............................................................         9
                 2.5   Aspek Sumber Daya Manusia ...........................................         10
                 2.6   Aspek Finansial .................................................................         11
                 2.7   Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik ...................................         18
                 2.8   Aspek Lingkungan Industri (Persaingan) ..........................         19
                 2.9   Aspek Legal (Hukum) .......................................................         20
                 2.10  Aspek AMDAL (Lingkungan Alam) ................................         21
BAB III   PENUTUP ..................................................................................         23
                 3.1   Kesimpulan ........................................................................         23
                 3.2    Rekomendasi .....................................................................         23


RENCANA USAHA

Semakin ketatnya persaingan bisnis dan usaha membuat segala macam pelayanan yang sangat menarik ditawarkan demi memanjakan konsumenmulai dari harga, kualitas bahan makanan, variasi menu pelayanan, sampai tempat yang bersih. Banyak usaha-usaha yang sudah berjalan lancar, di antara sekian banyak usaha tersebut kuliner merupakan usaha yang sangat diminati oleh semua kalangan. Dari berbagai kuliner tersebut nasi goreng merupakan kuliner yang banyak digemari konsumen.
Nasi goreng hingga saat ini masih belum diketahui asalnya, ada yang mengatakan berasal dari Tiongkok, ada juga yang mengatakan nasi goreng merupakan makanan asli Indonesia. Namun yang pasti, nasi goreng merupakan makanan yang cukup familiar tersebar di berbagai penjuru dunia.
Usaha nasi goreng ini sudah tidak asing lagi, karena hampir semua tempat terdapat penjual nasi goreng. Oleh karena itu, saya berencana akan membuat kedai nasi goreng. Tentunya dengan konsep yang berbeda dari yang lain, yaitu dengan berbagai menu yang berbeda setiap dua Minggu sekali.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Saat ini wisata kuliner dipenuhi dengan berbagai varian makanan, mulai dari camilan, kue, sampai makanan khas nusantara. Berbagai pengusaha kuliner memutar otak untuk menyajikan makanan yang berbeda dan memiliki inovasi, hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian konsumen terhadap jenis makanan yang akan diproduksi. Semua makanan itu dijual dengan harga yang berbeda-beda, disesuaikan dengan bahan makanan yang digunakan. Untuk itu orang-orang pasti memilih makanan yang bisa membuat perut kenyang dengan harga yang tidak menguras kantung. Makanan yang mudah dijangkau dengan harga yang relatif murah dan dapat membuat perut kenyang adalah nasi goreng.
Nasi goreng merupakan makanan yang dicari oleh kalangan muda dan dewasa dengan berbagai menu yang beraneka ragam. Biasanya tempat yang menyediakan nasi goreng ini hanya melayani beberapa menu dan hanya  untuk sekedar makan saja. Karena selera konsumen yang berbeda dan berubah-ubah setiap waktu, maka saya berencana akan membuat kedai nasi goreng dengan berbagai menu dan perubahan menu setiap dua minggu sekali serta menyediakan aneka minuman. Itu dilakukan untuk menghindari konsumen yang bosan dengan cita rasa nasi goreng yang itu-itu saja, dan untuk mengenalkan berbagai varian menu dalam nasi goreng yang mungkin konsumen belum pernah mencobanya. Dan saya memberi nama “Kedai Nasgor Roso”.


1.2              Peluang Usaha
Setelah saya melakukan penelitian di beberapa tempat makan yang menyediakan nasi goreng, mereka hanya menyediakan beberapa menu yang monoton dan tempat yang sederhana. Sehingga peluang usaha untuk mendirikan usaha ini sangat besar. Kelebihan dari “Kedai Nasgor Roso” adalah kami menyediakan tempat yang nyaman untuk makan dan berkumpul serta pelayanan yang memuaskan. Selain itu, sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, kami akan menyediakan berbagai variasi menu nasi goreng dan akan ada perubahan menu setiap dua minggu sekali sesuai dengan permintaan konsumen serta menyediakan aneka minuman.

1.3              Permasalahan Yang Timbul
Setiap memulai usaha pasti akan timbul permasalahan, entah itu permasalahan yang berasal dari dalam usaha itu sendiri maupun dari luar usaha. Dalam menjalankan usahanya,  “Kedai Nasgor Roso” ini menemui berbagai permasalahan, di antaranya  adalah:
1.        Dari segi konsumen, mereka mungkin sudah terbiasa dengan rasa nasi goreng yang biasa saja, sehingga diperlukan promosi yang efektif efisien untuk menarik minat konsumen.
2.        Dari segi tempat, saat ini banyak tempat makan yang menjual nasi goreng di sepanjang jalan. Untuk memudahkan konsumen menemukan “Kedai Nasgor Roso”, kami mencari tempat yang strategis serta mendekorasi kedai semenarik mungkin.
3.        Dari segi karyawan, karena usaha ini memerlukan berbagai variasi rasa, maka diperlukan imajinasi dan kreativitas dari para koki.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Aspek Pasar
Sebelum memulai usaha, dan mengetahui layak atau tidaknya usaha ini, pertama akan dilakukan kajian aspek pasar dengan menganalisis pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud. Untuk mengetahui pasar potensial kami akan menganalisis permintaan dan penawaran.
a.         Permintaan
Apabila dicermati, permintaan terhadap makanan yang murah dan membuat perut kenyang serta perubahan menu semakin meningkat seiring dengan tingkat kejenuhan konsumen terhadap makanan yang itu-itu saja. Dalam hal kuliner, umumnya konsumen ingin mencoba hal yang baru, yang harus diperhatikan agar konsumen tetap setia membeli produk kami adalah rasa yang enak dan sesuai dengan selera masyarakat Indramayu.”Kedai Nasgor Roso” selalu berusaha menjaga kualitas produk nasi goreng agar konsumen yang menyukai rasa produk kami tetap menyukai cita rasa produk  dan menjadi konsumen setia dan untuk menjaga tingkat permintaan agar tidak menurun.
b.        Penawaran
Mengingat besarnya peluang dalam usaha kiliner, maka kami akan memberikan penawaran yang menarik bagi konsumen. Sesuai dengan konsep


utama kami yaitu menyediakan  perubahan menu setiap dua minggu sekali, hal ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen, selain itu kami memberikan harga yang terjangkau dan tempat yang nyaman bagi konsumen.

2.2       Aspek Pemasaran
            Peran pemasaran dalam suatu usaha sangat penting, sebab pemasaran akan menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan. Kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan dalam pemasaran adalah melakukan segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran, dan menentukan posisi pasar.
a.         Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berarti membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah sebagai berikut:
i.      Aspek geografis. Karena sasaran kami adalah kalangan muda dan dewasa yang suka berkumpul dengan teman-teman, maka “Kedai Nasgor Roso” berada di sekitar Sport Center Indramayu yang merupakan tempat berkumpulnya kalangan muda dan dewasa.
ii.     Aspek Demografis. Nasi goreng merupakan makanan yang diminati oleh kalangan muda dan dewasa tanpa membedakan jenis kelamin.
iii.  Aspek Psikografis. Dengan harga yang terjangkau “Kedai Nasgor Roso” bisa dinikmati semua kalangan, dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
iv.  Aspek Perilaku. Produk yang ditawarkan oleh usahawan sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Konsumen akan mencari produk yang diinginkan jika mereka merasa butuh dan ingin untuk membeli serta jika memiliki kesempatan untuk membeli. Karena kesempatan konsumen yang berbeda-beda, dengan demikian “Kedai Nasgor Roso” buka dari sore pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB.
b.        Menetapkan Pasar Sasaran (Targeting)
Targeting adalah melakukan evaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih satu atau lebih segmen pasar yang dilayani. Target dari “Kedai Nasgor Roso” mencakup kalangan muda dan dewasa.
c.         Menentukan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki, maka harus pula menentukan posisi mana yang akan ditempati dalam segmen tersebut. Posisi pasar dari “Kedai Nasgor Roso” adalah menciptakan image di benak konsumen sebagai kedai yang menjual beraneka ragam menu nasi goreng dengan perubahan menu setiap dua minggu  sekali.

2.3       Aspek Teknik dan Teknologi
Setelah dilihat dari aspek pasar maupun pemasaran, bahwa suatu rencana bisnis dianggap layak, tahap yang selanjutnya dianalisis yaitu aspek teknik dan teknologi. Dalam aspek ini terdapat tiga masalah pokok yang dihadapi sebuah usaha, yaitu masalah penentuan posisi usaha, masalah desain dan masalah operasional.
a.         Masalah Penentuan Posisi Perusahaan
Dalam hal ini diputuskan bagaimana hendaknya posisi usaha ditentukan. Keputusan ini mengenai pemilihan strategi berproduksi. Karena usaha ini bergerak di bidang kuliner, maka strategi produksi yang digunakan oleh “Kedai Nasgor Roso” adalah berproduksi ketika ada konsumen yang memesan. Sehingga konsumen akan mendapatkan masakan yang masih hangat untuk dinikmati.
b.        Masalah Desain
Masalah desain akan mencakup perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan, seperti lokasi usaha. Lokasi usaha harus memperhatikan lokasi pasar dan bahan baku yang tersedia. “Kedai Nasgor Roso” berada di sekitar Sport Center Indramayu yang dekat dengan pasar tradisional Indramayu yang menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat nasi goreng varian rasa.
c.         Masalah Operasional
Masalah operasional biasanya timbul pada saat proses produksi sudah berjalan. Meliputi rencana produksi, untuk usaha ini pembuatan nasi goreng sesuai dengan pesanan yang diminta konsumen. Rencana persediaan, untuk persediaan bahan baku, “Kedai Nasgor Roso” menggunakan metode FIFO, yaitu bahan baku yang pertama masuk maka itulah yang akan pertama diolah sesuai keinginan konsumen. Pengawasan kualitas produk, dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang masih segar dan dengan menjaga kebersihan dalam mengolah bahan baku tersebut, hal ini sangat diperlukan untuk kepuasan konsumen.

2.4       Aspek Manajemen
Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Dalam manajemen banyak sekali fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, di sini “Kedai Nasgor Roso” menggunakan fungsi manajemen Jepang (zero defect), dengan uraian sebagai berikut:
a.         Planning (Perencanaan)
“Kedai Nasgor Roso” memiliki tujuan memenuhi kebutuhan konsumen atas beraneka ragamnya nasi goreng, tujuan ini dapat dicapai dengan adanya perencanaan yang matang. Perencanaan yang dibuat “Kedai Nasgor Roso”yaitu, untuk menarik minat konsumen kami akan melakukan promosi melalui media elektronik. Untuk bahan baku yang digunakan kami akan menyuplai dari pasar tradisional Indramayu, tentunya dengan memilih bahan ku yang berkualitas baik. Dan untuk kebutuhan karyawan, akan dilakukan perekrutan yang ketat, hal ini dilakukan agar kami mendapat karyawan yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
b.        Doing (Melakukan)
Berarti melakukan uji coba terhadap perencanaan yang telah dibuat. Dalam perencanaan terdapat tiga poin utama, yaitu promosi, bakan baku dan karyawan. Dalam hal promosi, kami mengunakan media elektronik berupa radio dan media sosial seperi facebook, twitter dan BBM. Untuk bahan baku, kami akan melakukan survei pasar untuk menentukan lokasi mana yang menyediakan bahan baku kualitas terbaik dengan harga yang rendah. Untuk karyawan, akan diberikan pelatihan mengenai menu-menu apa yang akan disajikan kepada konsumen, serta mereka akan dites mengenai kreativitas dan imajinasi dalam membuat menu baru.
c.         Check (Pengecekan)
Berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Pengecekan ini lebih ditekankan pada produk yang akan dihasilkan, apakah sudah sesuai standar atau tidak.
d.        Acting (Produksi)
Berarti menindak lanjuti atas apa yang didapat pada proses pengecekan. Apabila terdapat kesalahan pada produk yang sudah melawati proses pengecekan, maka kami akan mengkaji pada bagian mana yang kurang, dan kami akan memperbaiki sehingga tidak merugikan konsumen.

2.5       Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, “Kedai Nasgor Roso” mempekerjakan kurang lebih 8 orang karyawan dengan rincian dan spesifikasi sebagai berikut:


a.         1 orang Manajer
Bertanggung jawab atas semua kegiatan di perusahaan mulai dari pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, serta produksi. Karena tanggung jawab manajer ini cukup banyak dan memerlukan kemampuan yang memadai, maka seorang manajer pada “Kedai Nasgor Roso” haruslah lulusan S1 Sarjana Ekonomi.
b.        3 orang Koki
Bertanggung jawab dalam kegiatan produksi “Kedai Nasgor Roso”. Mereka haruslah memiliki kemampuan memasak serta memiliki daya kreativitas yang tinggi untuk memenuhi keinginan konsumen.
c.         2 orang Pramusaji
Bertanggung jawab untuk melayani setiap konsumen yang datang di “Kedai Nasgor Roso”.
d.        1 orang kasir
Bertanggung jawab untuk melayani setiap transaksi pembayaran yang dilakukan oleh konsumen di “Kedai Nasgor Roso”.
e.         1 orang tenaga serabutan
Bertanggung jawab untuk membantu para karyawan dalam mengerjakan hal-hal yang bersifat umum.

2.6       Aspek Finansial (Keuangan)
Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan. Berikut merupakan penjelasan mengenai aspek keuangan pada “Kedai Nasgor Roso”:
a.         Modal Tetap
= peralatan + perlengkapan
= Rp 7.000.000,- + Rp 15.000.000,- = Rp 22.000.000,-
b.        Modal Kerja
= biaya produksi + biaya overhead + biaya tenaga kerja
= Rp16.200.000,- + Rp 5.600.000,- + Rp 12.500.000,- = Rp 34.300.000,-
c.         Estimasi Persiapan Usaha
Ø Studi awal (survei usaha)                 Rp   1.000.000,-
Ø Persiapan awal                                 Rp 34.300.000,-
Ø Sewa gedung                                   Rp 10.000.000,-
Ø Peralatan                                          Rp   7.000.000,-
Ø Perlengkapan                                   Rp 15.000.000,-
Ø Pelatihan karyawan                          Rp   2.200.000,-
Jumlah                                              Rp 69.500.000,-

d.        Cash Flow (Arus Kas)
Ø Aliran Kas dari Aktivitas Operasi
1.    Cash in flow (kas masuk)
Penerimaan Penjualan
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Nasi goreng
Rp 321.600.000,-
Rp 374.400.000,-
Rp  421.200.000,-
Minuman
Rp 113.400.000,-
Rp 129.000.000,-
Rp 145.800.000,-
Jumlah
Rp 441.000.000,-
Rp 504.000.000
Rp 567.000.000,-
2.    Cash out flow (kas keluar)

Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
a.    Kegiatan operasional



Tenaga kerja
Rp 150.000.000,-
Rp 150.000.000,-
Rp 150.000.000,-
Biaya produksi
Rp 194.000.000,-
Rp 210.000.000,-
Rp 228.000.000,-
Biaya overhead
Rp   67.200.000,-
Rp   81.600.000,-
Rp   95.460.000,-
Promosi
Rp     5.000.000,-
Rp     5.700.000,-
Rp     6.100.000,-
b.    Pembelian peralatan
Rp   22.000.000,-
-
-
Jumlah
Rp 438.600.000,-
Rp 447.300.000,-
Rp 480.160.000,-

3.      Net cash flow dari aktivitas operasi
Kas masuk –
kas keluar
Rp 2.400.000,-
Rp 56.700.000,-
Rp 86.840.000,-

Ø  Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan
Modal sendiri
Rp 201.000.000,-
Rp 159.000.000,-
Rp 161.000.000,-

Ø  Net Cash Flow : net cf aktivitas operasi + aliran kas aktivitas pendanaan
Modal sendiri
Rp 204.010.000,-
Rp 215.700.000,-
Rp 247.840.000,-

e.         Harga Pokok Penjualan (HPP)
Komponen
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Harga pokok / unit
Rp 12.590.000,-
Rp 14.604.000,-
Rp 19.941.000,-
Bahan penolong
Rp   6.676.000,-
Rp   7.584.000,-
Rp   8.637.000,-
Biaya overhead
Rp 67.200.000,-
Rp 81.600.000,-
Rp 95.640.000,-
Biaya tenaga kerja
Rp150.000.000,-
Rp150.000.000,-
Rp150.000.000,-
Jumlah
Rp236.466.000,-
Rp253.788.000,-
Rp271.218.000,-
f.         Laporan Laba Rugi
Ø Laba Rugi Tahun 1
Penjualan
Rp 441.000.000,-


Hpp
Rp 236.466.000,-


   Laba Kotor

Rp 204.534.000,-

Biaya-biaya



. Biaya operasional
Rp 38.900.000,-


. Biaya Penyusutan
Rp   4.400.000,-


   Jumlah Biaya

Rp   43.300.000,-

Laba sebelum pajak


Rp161.234.000,-
Pajak 10 %


Rp  16.123.400,-
Laba setelah Pajak


Rp 145.110.600,-

Ø Laba Rugi Tahun 2
Penjualan
Rp 472.500.000,-


Hpp
Rp 253.788.000,-


   Laba Kotor

Rp 218.712.000,-

Biaya-biaya



. Biaya operasional
Rp 43.000.000,-


. Biaya Penyusutan
Rp   4.400.000,-


   Jumlah Biaya

Rp   47.400.000,-

Laba sebelum pajak


Rp171.312.000,-
Pajak 10 %


Rp   17.131.200,-
Laba setelah Pajak


Rp 154.180.000,-




Ø Laba Rugi Tahun 3
Penjualan
Rp 535.500.000,-


Hpp
Rp 271.218.000,-


   Laba Kotor

Rp 264.282.000,-

Biaya-biaya



. Biaya operasional
Rp 58.970.000,-


. Biaya Penyusutan
Rp   4.400.000,-


   Jumlah Biaya

Rp   63.370.000,-

Laba sebelum pajak


Rp200.912.000,-
Pajak 10 %


Rp  20.091.200,-
Laba setelah Pajak


Rp 180.820.800,-

g.        Average Rate of Return (ARR)
ARR = Laba bersih / Investasi Rata-rata
ARR
Modal kerja = Rp 34.300.000,- x 12 bulan = Rp 411.600.000,-
·      Rata-rata dana investasi dalam aktiva tetap
= Rp 22.000.000,- : 2 = Rp 11.000.000,-
·      Total investasi rata-rata
= Rp 11.000.000,- + Rp 411.600.000 = Rp 422.600.000,-
Periode
Net Income
Investasi rata-rata
ARR
Tahun 1
Rp145.110.600,-
Rp 422.600.000,-
     0,34 x 100% = 34%
Tahun 2
Rp154.180.800,-
Rp 422.600.000,-
0,36 x 100% = 36%
Tahun 3
Rp180.820.800,-
Rp 422.600.000,-
0,43 x 100% = 43%

Sebuah investasi dikatakan layak apabila menghasilkan ARR yang tinggi.

h.        Payback Period (PB)
Cash in flow : proceeds = EAT +depresiasi
Periode
EAT +depresiasi
PV kas masuk
Tahun 1
Rp 145.110.600,- + Rp 4.400.000,-
Rp 149.510.600,-
Tahun 2
Rp 154.180.800,- + Rp 4.400.000,-
Rp 158.580.800,-
Tahun 3
Rp 180.820.800,- + Rp 4.400.000,-
Rp 185.220.800,-
Jumlah

Rp 493.312.200,-

Investasi = Modal kerja + Modal Tetap
               = Rp 411.600.000,- + Rp 22.000.000,- = Rp 433.600.000,-
      = Rp 433.600.000,-
Th 1  = Rp149.510.600,-
Rp 284.089.400,-
Th 2  = Rp 158.580.800,-
         = Rp 125.508.600,-
Th 3  = Rp 185.220.800,-

PB = 2 tahun + Rp 125.508.600,-   x 12 bulan = 8,13
                         Rp 185.220.800,-
     = 2 tahun 8 bulan 39 hari
     = 2 tahun 9 bulan 9 hari
Jadi investasi yang telah ditanamkan oleh “Kedai Nasgor Roso” akan kembali dalam kurun waktu selama kurang lebih 2 tahun 9 bulan 9 hari.


i.          Net Present Value (NPV)
Tahun
Initial Cash Flow
Cash Flow
df 10%
Proceeds
0
Rp 433.600.000,-
-
1
Rp 433.600.000,-
1

Rp 149.510.000,-
0,909
Rp 135.905.135,-
2

Rp 158.580.800,-
0,827
Rp 131.146.321,-
3

Rp 185.220.800,-
0,751
Rp 139.100.821,-




Rp 406.152.274

PV Outlay = Rp 433.600.000,-
PV CF       = Rp 406.152.277,-
                  = Rp   27.447.723,-
Hasil analisis dengan metode NPV memperoleh nilai Rp 27.447.723,- yang positif. Maka usaha ini layak untuk dilaksanakan.

j.          Profitability Index
 = (PV kas masuk tahun 1-3) : investasi
    = Rp 493.312.200,-
       Rp 433.600.000,-
   = 1,4
Dinilai dari  maka usaha ini layak karena memiliki  > 1.

k.        Break Event Point (BEP)

         =             Rp 344.400.000,-.
            1 – Rp 67.200.000,- / Rp 441.000.000
        = Rp 344.400.000,-
                 1 – 0,152
       = Rp 344.400.000,-   
                    0,848
      = Rp 406.132.075,-
Jadi usaha “Kedai Nasgor Roso” akan mengalami titik impas pada saat menghasilkan penjualan sebesar Rp 406.132.075,- atau keuntungan akan tercapai pada saat penjualan di atas Rp 406.132.075,-.

2.7       Aspek Ekonomi dan Sosial
Dampak aspek ekonomi yang ditimbulkan dari usaha “Kedai Nasgor Roso” adalah sebagai berikut:
a.         Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi pengangguran, sehingga pendapatan keluarga akan meningkat. “Kedai Nasgor Roso” mempekerjakan 8 orang karyawan yang berarti maki telah mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan 8 keluarga yang memberikan pengaruh positif pada keluarga tersebut.
b.        Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui penggunaan lahan yang efisien dan efektif.
c.         Meningkatkan perekonomian pemerintah lokal melalui menambah peluang dan kesempatan kerja, pemerataan pendistribusian pendapatan, peningkatan pendapatan asli daerah, serta memperoleh pendapatan berupa pajak dari usaha yang dikelola perusahaan.
Dampak sosial dengan adanya usaha “Kedai Nasgor Roso” adalah sebagai berikut:
a.         Adanya perubahan demografi melalui perubahan komposisi tenaga kerja. Dengan adanya usaha ini, kami dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan juga menurunkan tingkat pengangguran yang ada di Indramayu.
b.        Perubahan budaya melalui terjadinya perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.

2.8       Aspek Lingkungan Industri (Persaingan)
            Aspek lingkungan industri lebih mengarah kepada aspek persaingan di mana usaha berada. Masuknya usaha yang sejenis di tempat yang sama akan menimbulkan ancaman bagi usaha yang sudah ada, seperti perebutan pangsa pasar dan perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
            Untuk mengatasi hal tersebut “Kedai Nasgor Roso” akan menciptakan perbedaan-perbedaan untuk kedepannya. Seperti, mengadakan lomba memasak dan sebagai apresiasi untuk pemenang, menu mereka akan  dijadikan menu spesial di “Kedai Nasgor Roso”. Dan akan diadakan acara “Lebih Dekat dengan Kedai Nasgor Roso”, yaitu berkumpulnya konsumen setia kami dengan pemilik dan semua karyawan, dalam acara tersebut konsumen diperbolehkan bertanya seputar “Kedai Nasgor Roso” dan memberikan saran serta masukan untuk “Kedai Nasgor Roso”.
2.9       Aspek Legal (Hukum)
Aspek hukum merupakan aspek yang cukup menentukan dan menjamin akan kelangsungan kegiatan usaha. Aspek hukum merupakan legalitas kelangsungan usaha, sedangkan usaha yang sedang berproduksi akan segera terhenti begitu saja atau terhenti perlahan jika produk yang dihasilkan tidak memiliki jaminan hukum.
Jenis badan usaha yang dipilih dalam usaha ini adalah perusahaan perseorangan. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membuat “Kedai Nasgor Roso” ini di daerah setempat terbagi atas dua bagian, yaitu Izin Usaha dan Izin Lokasi.
a.         Izin Usaha
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan izin usaha perdagangan adalah:
i.      Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat,
ii.    Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP),
iii.  Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
iv.  Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama pemilik usaha, dan
v.    Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
b.        Izin Lokasi
Untuk mendapatkan Surat Izin Lokasi Usaha, dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah:
i.           Surat Izin Usaha,
ii.         Surat Akte Tanah,
iii.       Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
iv.       Surat Pajak Bumi dan Bangunan,
v.         Surat Rekomendasi dari Tetangga,
vi.       Surat Rekomendasi dari RT/RW,
vii.     Surat Rekomendasi dari Kecamatan, dan
viii.   KTP pemilik usaha.


2.10     Aspek AMDAL (Lingkungan Alam)
Pendirian “Kedai Nasgor Roso” ini sesuai dengan alternatif terbaik menurut lokasi, yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi masyarakat sekitar lingkungan tempat usaha. Semua usaha pasti akan memiliki dampak terhadap sekitarnya, sehingga setiap usaha tidak terkecuali “Kedai Nasgor Roso” berkewajiban melaksanakan upaya menyeimbangkan dan mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan.
“Kedai Nasgor Roso” merupakan usaha dalam bidang kuliner memiliki limbah berupa limbah padat yang berasal dari sisa-sisa bahan makanan dan limbah cair. Untuk mengatasi limbah tersebut kami melakukan beberapa upaya, yaitu:
a.         Untuk limbah padat, kami memisahkan antara yang organik dan non organik. Limbah organik akan dimanfaatkan untuk membuat pupuk dan limbah non organik akan dibuang di tempat pembuangan akhir.
b.        Untuk limbah cair, kami akan melakukan pengelolaan air limbah secara kimia, yaitu dengan melakukan langkah-langkah berikut:
i.           Bak cuci piring hanya digunakan untuk mencuci piring dan perabot makan serta perabot masak,
ii.         Tidak membuang sisa minyak ke bak cuci piring,
iii.       Memperhatikan aliran air yang masuk ke saluran pembuangan, dan
iv.       Menghindari membuang air bertemperatur tinggi ke saluran pembuangan.


BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Dari semua kajian aspek-aspek yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha “Kedai Nasgor Roso” layak untuk dijalankan. Hal ini dapat ditunjang dengan kajian aspek keuangan, dengan menggunakan metode NPV memperoleh nilai yang positif yaitu Rp 27.447.723,- dan dengan metode  memiliki nilai  > 1. Dengan menggunakan metode BEP dapat diketahui keuntungan akan tercapai oleh “Kedai Nasgor Roso pada saat penjualan di atas Rp406.132.075,-.
Dari aspek sosial “Kedai Nasgor Roso” dapat mengurangi pengangguran yang ada di sekitar Indramayu dan dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Indramayu.

3.2              Rekomendasi

Dari 10 aspek yang telah dikaji, usaha “Kedai Nasgor Roso”  ini dinyatakan layak untuk dijalankan dan direkomendasikan.  Saya yakin usaha ini layak untuk direalisasikan di tengah perkembangan dunia bisnis dan era globalisasi seperti sekarang ini.