utama kami yaitu menyediakan perubahan menu setiap dua minggu sekali, hal
ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen, selain itu kami
memberikan harga yang terjangkau dan tempat yang nyaman bagi konsumen.
2.2 Aspek Pemasaran
Peran pemasaran dalam suatu usaha sangat penting, sebab
pemasaran akan menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan. Kegiatan yang
tidak boleh ditinggalkan dalam pemasaran adalah melakukan segmentasi pasar,
menetapkan pasar sasaran, dan menentukan posisi pasar.
a.
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berarti membagi
pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan
produk atau marketing mix yang berbeda pula. Beberapa aspek utama untuk
mensegmentasi pasar adalah sebagai berikut:
i. Aspek
geografis. Karena sasaran kami adalah kalangan muda dan dewasa yang suka
berkumpul dengan teman-teman, maka “Kedai Nasgor Roso” berada di sekitar Sport
Center Indramayu yang merupakan tempat berkumpulnya kalangan muda dan dewasa.
ii. Aspek Demografis. Nasi goreng merupakan
makanan yang diminati oleh kalangan muda dan dewasa tanpa membedakan jenis
kelamin.
iii. Aspek
Psikografis. Dengan harga yang terjangkau “Kedai Nasgor Roso” bisa dinikmati
semua kalangan, dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
iv. Aspek
Perilaku. Produk yang ditawarkan oleh usahawan sangat dipengaruhi oleh perilaku
konsumen. Konsumen akan mencari produk yang diinginkan jika mereka merasa butuh
dan ingin untuk membeli serta jika memiliki kesempatan untuk membeli. Karena
kesempatan konsumen yang berbeda-beda, dengan demikian “Kedai Nasgor Roso” buka
dari sore pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB.
b.
Menetapkan Pasar Sasaran (Targeting)
Targeting adalah melakukan evaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian memilih satu atau lebih segmen pasar yang
dilayani. Target dari “Kedai Nasgor Roso” mencakup kalangan muda dan dewasa.
c.
Menentukan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar dilakukan
setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki, maka harus pula menentukan
posisi mana yang akan ditempati dalam segmen tersebut. Posisi pasar dari “Kedai
Nasgor Roso” adalah menciptakan image di benak konsumen sebagai kedai yang
menjual beraneka ragam menu nasi goreng dengan perubahan menu setiap dua minggu
sekali.
2.3 Aspek Teknik dan Teknologi
Setelah
dilihat dari aspek pasar maupun pemasaran, bahwa suatu rencana bisnis dianggap
layak, tahap yang selanjutnya dianalisis yaitu aspek teknik dan teknologi.
Dalam aspek ini terdapat tiga masalah pokok yang dihadapi sebuah usaha, yaitu
masalah penentuan posisi usaha, masalah desain dan masalah operasional.
a.
Masalah Penentuan Posisi Perusahaan
Dalam hal ini diputuskan bagaimana
hendaknya posisi usaha ditentukan. Keputusan ini mengenai pemilihan strategi
berproduksi. Karena usaha ini bergerak di bidang kuliner, maka strategi
produksi yang digunakan oleh “Kedai Nasgor Roso” adalah berproduksi ketika ada
konsumen yang memesan. Sehingga konsumen akan mendapatkan masakan yang masih
hangat untuk dinikmati.
b.
Masalah Desain
Masalah desain akan mencakup
perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan, seperti lokasi usaha. Lokasi
usaha harus memperhatikan lokasi pasar dan bahan baku yang tersedia. “Kedai
Nasgor Roso” berada di sekitar Sport Center Indramayu yang dekat dengan pasar
tradisional Indramayu yang menyediakan bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat
nasi goreng varian rasa.
c.
Masalah Operasional
Masalah operasional biasanya timbul
pada saat proses produksi sudah berjalan. Meliputi rencana produksi, untuk
usaha ini pembuatan nasi goreng sesuai dengan pesanan yang diminta konsumen.
Rencana persediaan, untuk persediaan bahan baku, “Kedai Nasgor Roso” menggunakan
metode FIFO, yaitu bahan baku yang pertama masuk maka itulah yang akan pertama
diolah sesuai keinginan konsumen. Pengawasan kualitas produk, dilakukan dengan
menggunakan bahan baku yang masih segar dan dengan menjaga kebersihan dalam
mengolah bahan baku tersebut, hal ini sangat diperlukan untuk kepuasan
konsumen.
2.4 Aspek Manajemen
Manajemen
merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dengan
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Dalam manajemen banyak sekali fungsi-fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, di sini “Kedai Nasgor Roso”
menggunakan fungsi manajemen Jepang (zero defect), dengan uraian sebagai
berikut:
a.
Planning (Perencanaan)
“Kedai Nasgor Roso” memiliki tujuan
memenuhi kebutuhan konsumen atas beraneka ragamnya nasi goreng, tujuan ini
dapat dicapai dengan adanya perencanaan yang matang. Perencanaan yang dibuat
“Kedai Nasgor Roso”yaitu, untuk menarik minat konsumen kami akan melakukan
promosi melalui media elektronik. Untuk bahan baku yang digunakan kami akan
menyuplai dari pasar tradisional Indramayu, tentunya dengan memilih bahan ku
yang berkualitas baik. Dan untuk kebutuhan karyawan, akan dilakukan perekrutan
yang ketat, hal ini dilakukan agar kami mendapat karyawan yang bisa memenuhi
kebutuhan konsumen.
b.
Doing (Melakukan)
Berarti melakukan uji coba terhadap
perencanaan yang telah dibuat. Dalam perencanaan terdapat tiga poin utama,
yaitu promosi, bakan baku dan karyawan. Dalam hal promosi, kami mengunakan
media elektronik berupa radio dan media sosial seperi facebook, twitter dan
BBM. Untuk bahan baku, kami akan melakukan survei pasar untuk menentukan lokasi
mana yang menyediakan bahan baku kualitas terbaik dengan harga yang rendah.
Untuk karyawan, akan diberikan pelatihan mengenai menu-menu apa yang akan
disajikan kepada konsumen, serta mereka akan dites mengenai kreativitas dan
imajinasi dalam membuat menu baru.
c.
Check (Pengecekan)
Berarti pengecekan terhadap hasil
dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Pengecekan ini lebih
ditekankan pada produk yang akan dihasilkan, apakah sudah sesuai standar atau
tidak.
d.
Acting (Produksi)
Berarti menindak lanjuti atas apa
yang didapat pada proses pengecekan. Apabila terdapat kesalahan pada produk
yang sudah melawati proses pengecekan, maka kami akan mengkaji pada bagian mana
yang kurang, dan kami akan memperbaiki sehingga tidak merugikan konsumen.
2.5 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, “Kedai Nasgor Roso” mempekerjakan kurang lebih 8
orang karyawan dengan rincian dan spesifikasi sebagai berikut:
a.
1 orang Manajer
Bertanggung jawab atas semua
kegiatan di perusahaan mulai dari pemasaran, keuangan, sumber daya manusia,
serta produksi. Karena tanggung jawab manajer ini cukup banyak dan memerlukan
kemampuan yang memadai, maka seorang manajer pada “Kedai Nasgor Roso” haruslah
lulusan S1 Sarjana Ekonomi.
b.
3 orang Koki
Bertanggung jawab dalam kegiatan
produksi “Kedai Nasgor Roso”. Mereka haruslah memiliki kemampuan memasak serta
memiliki daya kreativitas yang tinggi untuk memenuhi keinginan konsumen.
c.
2 orang Pramusaji
Bertanggung jawab untuk melayani
setiap konsumen yang datang di “Kedai Nasgor Roso”.
d.
1 orang kasir
Bertanggung jawab untuk melayani
setiap transaksi pembayaran yang dilakukan oleh konsumen di “Kedai Nasgor
Roso”.
e.
1 orang tenaga serabutan
Bertanggung jawab untuk membantu
para karyawan dalam mengerjakan hal-hal yang bersifat umum.
2.6 Aspek Finansial (Keuangan)
Tujuan
menganalisis aspek keuangan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui
perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan pengeluaran
dan pendapatan. Berikut merupakan penjelasan mengenai aspek keuangan pada
“Kedai Nasgor Roso”:
a.
Modal Tetap
= peralatan + perlengkapan
= Rp 7.000.000,- + Rp 15.000.000,- =
Rp 22.000.000,-
b.
Modal Kerja
= biaya produksi + biaya overhead +
biaya tenaga kerja
= Rp16.200.000,- + Rp 5.600.000,- +
Rp 12.500.000,- = Rp 34.300.000,-
c.
Estimasi Persiapan Usaha
Ø Studi
awal (survei usaha) Rp 1.000.000,-
Ø Persiapan
awal Rp
34.300.000,-
Ø Sewa
gedung Rp
10.000.000,-
Ø Peralatan Rp 7.000.000,-
Ø Perlengkapan Rp
15.000.000,-
Ø Pelatihan
karyawan Rp 2.200.000,-
Jumlah Rp
69.500.000,-
d.
Cash Flow (Arus Kas)
Ø Aliran
Kas dari Aktivitas Operasi
1.
Cash in flow (kas masuk)
Penerimaan Penjualan
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun
3
|
Nasi
goreng
|
Rp 321.600.000,-
|
Rp 374.400.000,-
|
Rp 421.200.000,-
|
Minuman
|
Rp 113.400.000,-
|
Rp 129.000.000,-
|
Rp
145.800.000,-
|
Jumlah
|
Rp
441.000.000,-
|
Rp
504.000.000
|
Rp 567.000.000,-
|
2.
Cash out flow (kas keluar)
|
Tahun
1
|
Tahun
2
|
Tahun
3
|
a. Kegiatan
operasional
|
|
|
|
Tenaga kerja
|
Rp
150.000.000,-
|
Rp
150.000.000,-
|
Rp
150.000.000,-
|
Biaya produksi
|
Rp
194.000.000,-
|
Rp
210.000.000,-
|
Rp
228.000.000,-
|
Biaya overhead
|
Rp 67.200.000,-
|
Rp 81.600.000,-
|
Rp 95.460.000,-
|
Promosi
|
Rp 5.000.000,-
|
Rp 5.700.000,-
|
Rp 6.100.000,-
|
b. Pembelian
peralatan
|
Rp 22.000.000,-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
Rp 438.600.000,-
|
Rp 447.300.000,-
|
Rp 480.160.000,-
|
3. Net
cash flow dari aktivitas operasi
Kas masuk –
kas keluar
|
Rp 2.400.000,-
|
Rp
56.700.000,-
|
Rp
86.840.000,-
|
Ø Aliran
Kas dari Aktivitas Pendanaan
Modal
sendiri
|
Rp
201.000.000,-
|
Rp
159.000.000,-
|
Rp
161.000.000,-
|
Ø Net
Cash Flow : net cf aktivitas operasi + aliran kas aktivitas pendanaan
Modal
sendiri
|
Rp
204.010.000,-
|
Rp
215.700.000,-
|
Rp
247.840.000,-
|
e.
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Komponen
|
Tahun
1
|
Tahun
2
|
Tahun
3
|
Harga pokok / unit
|
Rp 12.590.000,-
|
Rp 14.604.000,-
|
Rp 19.941.000,-
|
Bahan penolong
|
Rp 6.676.000,-
|
Rp 7.584.000,-
|
Rp 8.637.000,-
|
Biaya overhead
|
Rp 67.200.000,-
|
Rp 81.600.000,-
|
Rp 95.640.000,-
|
Biaya tenaga kerja
|
Rp150.000.000,-
|
Rp150.000.000,-
|
Rp150.000.000,-
|
Jumlah
|
Rp236.466.000,-
|
Rp253.788.000,-
|
Rp271.218.000,-
|
f.
Laporan Laba Rugi
Ø Laba
Rugi Tahun 1
Penjualan
|
Rp
441.000.000,-
|
|
|
Hpp
|
Rp
236.466.000,-
|
|
|
Laba Kotor
|
|
Rp
204.534.000,-
|
|
Biaya-biaya
|
|
|
|
.
Biaya operasional
|
Rp
38.900.000,-
|
|
|
.
Biaya Penyusutan
|
Rp 4.400.000,-
|
|
|
Jumlah Biaya
|
|
Rp 43.300.000,-
|
|
Laba
sebelum pajak
|
|
|
Rp161.234.000,-
|
Pajak
10 %
|
|
|
Rp 16.123.400,-
|
Laba
setelah Pajak
|
|
|
Rp
145.110.600,-
|
Ø Laba
Rugi Tahun 2
Penjualan
|
Rp
472.500.000,-
|
|
|
Hpp
|
Rp
253.788.000,-
|
|
|
Laba Kotor
|
|
Rp
218.712.000,-
|
|
Biaya-biaya
|
|
|
|
.
Biaya operasional
|
Rp
43.000.000,-
|
|
|
.
Biaya Penyusutan
|
Rp 4.400.000,-
|
|
|
Jumlah Biaya
|
|
Rp 47.400.000,-
|
|
Laba
sebelum pajak
|
|
|
Rp171.312.000,-
|
Pajak
10 %
|
|
|
Rp 17.131.200,-
|
Laba
setelah Pajak
|
|
|
Rp
154.180.000,-
|
Ø Laba
Rugi Tahun 3
Penjualan
|
Rp
535.500.000,-
|
|
|
Hpp
|
Rp
271.218.000,-
|
|
|
Laba Kotor
|
|
Rp
264.282.000,-
|
|
Biaya-biaya
|
|
|
|
.
Biaya operasional
|
Rp
58.970.000,-
|
|
|
.
Biaya Penyusutan
|
Rp 4.400.000,-
|
|
|
Jumlah Biaya
|
|
Rp 63.370.000,-
|
|
Laba
sebelum pajak
|
|
|
Rp200.912.000,-
|
Pajak
10 %
|
|
|
Rp 20.091.200,-
|
Laba
setelah Pajak
|
|
|
Rp
180.820.800,-
|
g.
Average Rate of Return (ARR)
ARR = Laba bersih / Investasi
Rata-rata
ARR
Modal kerja = Rp 34.300.000,- x 12
bulan = Rp 411.600.000,-
· Rata-rata
dana investasi dalam aktiva tetap
= Rp 22.000.000,- : 2 = Rp
11.000.000,-
· Total
investasi rata-rata
= Rp 11.000.000,- + Rp 411.600.000
= Rp 422.600.000,-
Periode
|
Net
Income
|
Investasi
rata-rata
|
ARR
|
Tahun
1
|
Rp145.110.600,-
|
Rp 422.600.000,-
|
0,34 x 100% = 34%
|
Tahun
2
|
Rp154.180.800,-
|
Rp 422.600.000,-
|
0,36
x 100% = 36%
|
Tahun
3
|
Rp180.820.800,-
|
Rp 422.600.000,-
|
0,43
x 100% = 43%
|
Sebuah investasi dikatakan layak
apabila menghasilkan ARR yang tinggi.
h.
Payback Period (PB)
Cash in flow : proceeds = EAT
+depresiasi
Periode
|
EAT
+depresiasi
|
PV
kas masuk
|
Tahun
1
|
Rp
145.110.600,- + Rp 4.400.000,-
|
Rp
149.510.600,-
|
Tahun
2
|
Rp
154.180.800,- + Rp 4.400.000,-
|
Rp
158.580.800,-
|
Tahun
3
|
Rp
180.820.800,- + Rp 4.400.000,-
|
Rp
185.220.800,-
|
Jumlah
|
|
Rp
493.312.200,-
|
Investasi = Modal kerja + Modal
Tetap
= Rp 411.600.000,- + Rp 22.000.000,-
= Rp 433.600.000,-
= Rp 433.600.000,-
Th 1 = Rp149.510.600,-
Rp 284.089.400,-
Th 2 = Rp 158.580.800,-
= Rp 125.508.600,-
Th 3 = Rp 185.220.800,-
PB = 2 tahun + Rp 125.508.600,- x 12 bulan = 8,13
Rp 185.220.800,-
= 2 tahun 8 bulan 39 hari
=
2 tahun 9 bulan 9 hari
Jadi investasi yang telah
ditanamkan oleh “Kedai Nasgor Roso” akan kembali dalam kurun waktu selama
kurang lebih 2 tahun 9 bulan 9 hari.
i.
Net Present Value (NPV)
Tahun
|
Initial
Cash Flow
|
Cash
Flow
|
df
10%
|
Proceeds
|
0
|
Rp 433.600.000,-
|
-
|
1
|
Rp 433.600.000,-
|
1
|
|
Rp 149.510.000,-
|
0,909
|
Rp 135.905.135,-
|
2
|
|
Rp 158.580.800,-
|
0,827
|
Rp 131.146.321,-
|
3
|
|
Rp 185.220.800,-
|
0,751
|
Rp 139.100.821,-
|
|
|
|
|
Rp
406.152.274
|
PV
Outlay = Rp 433.600.000,-
PV
CF
= Rp 406.152.277,-
= Rp 27.447.723,-
Hasil analisis dengan metode NPV
memperoleh nilai Rp 27.447.723,- yang positif. Maka usaha ini layak untuk
dilaksanakan.
j.
Profitability Index
=
(PV kas masuk tahun 1-3) : investasi
= Rp 493.312.200,-
Rp 433.600.000,-
= 1,4
Dinilai
dari
maka usaha ini layak karena memiliki
> 1.
k.
Break Event Point (BEP)
= Rp 344.400.000,-.
1 – Rp 67.200.000,-
/ Rp 441.000.000
= Rp 344.400.000,-
1 – 0,152
= Rp 344.400.000,-
0,848
= Rp 406.132.075,-
Jadi usaha “Kedai
Nasgor Roso” akan mengalami titik impas pada saat menghasilkan penjualan
sebesar Rp 406.132.075,- atau keuntungan akan tercapai pada saat penjualan di
atas Rp 406.132.075,-.
2.7 Aspek Ekonomi dan Sosial
Dampak
aspek ekonomi yang ditimbulkan dari usaha “Kedai Nasgor Roso” adalah sebagai
berikut:
a.
Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga
dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus mengurangi
pengangguran, sehingga pendapatan keluarga akan meningkat. “Kedai Nasgor Roso”
mempekerjakan 8 orang karyawan yang berarti maki telah mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan 8 keluarga yang memberikan pengaruh positif pada
keluarga tersebut.
b.
Menggali, mengatur dan menggunakan
ekonomi sumber daya alam melalui penggunaan lahan yang efisien dan efektif.
c.
Meningkatkan perekonomian pemerintah
lokal melalui menambah peluang dan kesempatan kerja, pemerataan pendistribusian
pendapatan, peningkatan pendapatan asli daerah, serta memperoleh pendapatan
berupa pajak dari usaha yang dikelola perusahaan.
Dampak
sosial dengan adanya usaha “Kedai Nasgor Roso” adalah sebagai berikut:
a.
Adanya perubahan demografi melalui
perubahan komposisi tenaga kerja. Dengan adanya usaha ini, kami dapat
meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan juga menurunkan tingkat
pengangguran yang ada di Indramayu.
b.
Perubahan budaya melalui terjadinya
perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
2.8 Aspek Lingkungan Industri (Persaingan)
Aspek
lingkungan industri lebih mengarah kepada aspek persaingan di mana usaha
berada. Masuknya usaha yang sejenis di tempat yang sama akan menimbulkan ancaman
bagi usaha yang sudah ada, seperti perebutan pangsa pasar dan perebutan sumber
daya produksi yang terbatas.
Untuk
mengatasi hal tersebut “Kedai Nasgor Roso” akan menciptakan perbedaan-perbedaan
untuk kedepannya. Seperti, mengadakan lomba memasak dan sebagai apresiasi untuk
pemenang, menu mereka akan dijadikan
menu spesial di “Kedai Nasgor Roso”. Dan akan diadakan acara “Lebih Dekat
dengan Kedai Nasgor Roso”, yaitu berkumpulnya konsumen setia kami dengan
pemilik dan semua karyawan, dalam acara tersebut konsumen diperbolehkan bertanya
seputar “Kedai Nasgor Roso” dan memberikan saran serta masukan untuk “Kedai
Nasgor Roso”.
2.9 Aspek Legal (Hukum)
Aspek
hukum merupakan aspek yang cukup menentukan dan menjamin akan kelangsungan kegiatan
usaha. Aspek hukum merupakan legalitas kelangsungan usaha, sedangkan usaha yang
sedang berproduksi akan segera terhenti begitu saja atau terhenti perlahan jika
produk yang dihasilkan tidak memiliki jaminan hukum.
Jenis
badan usaha yang dipilih dalam usaha ini adalah perusahaan perseorangan.
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membuat “Kedai Nasgor Roso” ini di daerah
setempat terbagi atas dua bagian, yaitu Izin Usaha dan Izin Lokasi.
a.
Izin Usaha
Dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk mendapatkan izin usaha perdagangan adalah:
i. Akte
pendirian perusahaan dari notaris setempat,
ii. Surat
izin Usaha Perdagangan (SIUP),
iii. Surat
Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
iv. Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama pemilik usaha, dan
v. Surat
Izin Tempat Usaha (SITU).
b.
Izin Lokasi
Untuk
mendapatkan Surat Izin Lokasi Usaha, dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah:
i.
Surat Izin Usaha,
ii.
Surat Akte Tanah,
iii. Surat
Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
iv. Surat
Pajak Bumi dan Bangunan,
v.
Surat Rekomendasi dari Tetangga,
vi. Surat
Rekomendasi dari RT/RW,
vii. Surat
Rekomendasi dari Kecamatan, dan
viii. KTP
pemilik usaha.
2.10 Aspek AMDAL (Lingkungan Alam)
Pendirian “Kedai Nasgor
Roso” ini sesuai dengan alternatif terbaik menurut lokasi, yang secara langsung
atau tidak langsung akan mempengaruhi masyarakat sekitar lingkungan tempat
usaha. Semua usaha pasti akan memiliki dampak terhadap sekitarnya, sehingga
setiap usaha tidak terkecuali “Kedai Nasgor Roso” berkewajiban melaksanakan
upaya menyeimbangkan dan mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan.
“Kedai Nasgor Roso”
merupakan usaha dalam bidang kuliner memiliki limbah berupa limbah padat yang
berasal dari sisa-sisa bahan makanan dan limbah cair. Untuk mengatasi limbah
tersebut kami melakukan beberapa upaya, yaitu:
a.
Untuk limbah padat, kami memisahkan
antara yang organik dan non organik. Limbah organik akan dimanfaatkan untuk
membuat pupuk dan limbah non organik akan dibuang di tempat pembuangan akhir.
b.
Untuk limbah cair, kami akan melakukan
pengelolaan air limbah secara kimia, yaitu dengan melakukan langkah-langkah berikut:
i.
Bak cuci piring hanya digunakan untuk
mencuci piring dan perabot makan serta perabot masak,
ii.
Tidak membuang sisa minyak ke bak cuci
piring,
iii. Memperhatikan
aliran air yang masuk ke saluran pembuangan, dan
iv. Menghindari
membuang air bertemperatur tinggi ke saluran pembuangan.